Mahasiswa Kukerta UNRI Data Berat dan Tinggi Badan Balita
etalase | Selasa, 26 Juli 2022 | 12:01:19 WIB
Editor : wislysusanto | Penulis : rls
PEKANBARU - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau (UNRI) melakukan program kerja unggulan berupa mendata berat dan tinggi badan pada anak berusia di bawah lima tahun (Balita) di Desa Teratak Buluh, Kabupaten Kampar. Pendataan dilakukan secara massal dengan melibatkan pihak Puskesmas induk Kubang Jaya dan Kader Kesehatan Posyandu, belum lama ini.
"Kabupaten Kampar memang salah satu daerah dengan kasus stunting yang tinggi di Riau. Masalah yang dihadapi saat kita survey ke lapangan adalah masih minimnya kesadaran dan pemahaman orangtua tentang bahaya stunting. Oleh karena itu, kita libatkan mahasiswa kukerta dalam pendataan secara massal berat dan tinggi badan balita Desa Teratak Buluh" Ujar Sri Ratnawilis, Kepala UPT Puskesmas Kubang Jaya.
Ditambahkannya, stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita yang dihadapi di Indonesia. Secara istilah Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua dari standar deviasi (-2SD) panjang atau tinggi anak seumurnya.
Sementara itu, Ketua Kukerta Unri Desa Teratak Buluh, Doni Kurniawan mengatakan, pendataan dilakukan dalam 4 tahap. Hal ini mengingat jumlah bayi dan balita di Desa Teratak Buluh cukup tinggi, sehingga butuh 4 tahap dalam penyelesaiannya. Mahasiswa bersama kader kesehatan disebar di 6 posyandu. Pendataan dimulai saat dilaksanakannya kegiatan posyandu rutin pada tanggal 13 Juli 2022 dan berlanjut pada pendataan door to door dengan mendatangi langsung rumah warga.
"Harapan kita bayi dan balita di desa Teratak Buluh dapat tumbuh dengan angka kecukupan gizi yang baik, terhindar dari masalah stunting. Untuk mewujudkan itu mahasiswa Kukerta turun langsung ke lapangan untuk mendata dan mengedukasi masyarakat perihal pentingnya deteksi dini stunting yang berdampak buruk bagi kesehatan anak," terangnya.
Kegiatan ini berlanjut dengan pemberian poster di masing masing Posyandu yang berisi materi seputar stunting. Poster dibuat semenarik mungkin agar dengan mudah dibaca. Pencegahan dan penanganan stunting harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh dengan melibatkan banyak komponen mulai dari masyarakat, pemerintah Desa, Puskesmas, dan mahasiswa. Dimulai dari peningkatan pemahaman dan kegiatan perbaikan gizi Balita yang akan terus dipantau melalui kegiatan posyandu rutin tiap bulannya di Desa Teratak Buluh.
Menurut hasil riset Kemenkes RI, angka stunting di Indonesia masih cukup besar di tahun 2018 yaitu sebesar 30,8%. Masih tingginya angka kasus stunting akan berimplikasi jangka panjang bagi kesehatan generasi penerus bangsa. Secara medis stunting akan menghambat kecerdasan, produktivitas dan pertumbuhan fisik anak serta akan meningkatkan kerentanan anak terhadap penyakit.
Permasalahan utama stunting salah satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya stunting.*
Mahasiswa Kukerta UNRI Data Berat dan Tinggi Badan Balita
etalase | Selasa, 26 Juli 2022 | 12:01:19 WIB
Editor : wislysusanto | Penulis : rls
PEKANBARU - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau (UNRI) melakukan program kerja unggulan berupa mendata berat dan tinggi badan pada anak berusia di bawah lima tahun (Balita) di Desa Teratak Buluh, Kabupaten Kampar. Pendataan dilakukan secara massal dengan melibatkan pihak Puskesmas induk Kubang Jaya dan Kader Kesehatan Posyandu, belum lama ini.
"Kabupaten Kampar memang salah satu daerah dengan kasus stunting yang tinggi di Riau. Masalah yang dihadapi saat kita survey ke lapangan adalah masih minimnya kesadaran dan pemahaman orangtua tentang bahaya stunting. Oleh karena itu, kita libatkan mahasiswa kukerta dalam pendataan secara massal berat dan tinggi badan balita Desa Teratak Buluh" Ujar Sri Ratnawilis, Kepala UPT Puskesmas Kubang Jaya.
Ditambahkannya, stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita yang dihadapi di Indonesia. Secara istilah Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua dari standar deviasi (-2SD) panjang atau tinggi anak seumurnya.
Sementara itu, Ketua Kukerta Unri Desa Teratak Buluh, Doni Kurniawan mengatakan, pendataan dilakukan dalam 4 tahap. Hal ini mengingat jumlah bayi dan balita di Desa Teratak Buluh cukup tinggi, sehingga butuh 4 tahap dalam penyelesaiannya. Mahasiswa bersama kader kesehatan disebar di 6 posyandu. Pendataan dimulai saat dilaksanakannya kegiatan posyandu rutin pada tanggal 13 Juli 2022 dan berlanjut pada pendataan door to door dengan mendatangi langsung rumah warga.
"Harapan kita bayi dan balita di desa Teratak Buluh dapat tumbuh dengan angka kecukupan gizi yang baik, terhindar dari masalah stunting. Untuk mewujudkan itu mahasiswa Kukerta turun langsung ke lapangan untuk mendata dan mengedukasi masyarakat perihal pentingnya deteksi dini stunting yang berdampak buruk bagi kesehatan anak," terangnya.
Kegiatan ini berlanjut dengan pemberian poster di masing masing Posyandu yang berisi materi seputar stunting. Poster dibuat semenarik mungkin agar dengan mudah dibaca. Pencegahan dan penanganan stunting harus dilakukan secara terpadu dan menyeluruh dengan melibatkan banyak komponen mulai dari masyarakat, pemerintah Desa, Puskesmas, dan mahasiswa. Dimulai dari peningkatan pemahaman dan kegiatan perbaikan gizi Balita yang akan terus dipantau melalui kegiatan posyandu rutin tiap bulannya di Desa Teratak Buluh.
Menurut hasil riset Kemenkes RI, angka stunting di Indonesia masih cukup besar di tahun 2018 yaitu sebesar 30,8%. Masih tingginya angka kasus stunting akan berimplikasi jangka panjang bagi kesehatan generasi penerus bangsa. Secara medis stunting akan menghambat kecerdasan, produktivitas dan pertumbuhan fisik anak serta akan meningkatkan kerentanan anak terhadap penyakit.
Permasalahan utama stunting salah satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya stunting.*