Harga Beras Melonjak, Disperindag Riau Tekankan Hal Ini
pekanbaru | Kamis, 14 September 2023 | 19:42:36 WIB
Editor : wislysusanto | Penulis : rivo
ilustrasi
PEKANBARU - Mengingat harga beras masih tinggi, Pemprov Riau telah melakukan sejumlah upaya, terutama dalam hal menjaga ketersediaan dan stabilitas harga di pasaran. Salah satunya dengan menggelar pasar murah.
"Saat ini, masalah kenaikan harga beras sendiri telah menjadi isu nasional. Penyebab terjadinya kenaikan harga beras sejalan dengan terjadinya penurunan panen dan produksi di sentra-sentra produksi padi,” kata Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Riau, Tetty, Kamis (14/9/2023).
Dikatakannya, Pemprov Riau telah menyusun beberapa program guna menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di pasaran. "Pemerintah telah menyusun beberapa program, terutama yang berkaitan dengan upaya pengendalian inflasi pangan, termasuk beras. Seperti menggelar pasar murah, bantuan pangan dan lainnya," ungkapnya.
Tetty menambahkan pihaknya juga telah menetapkan beberapa kebijakan terkait persoalan ini. Seperti operasi pasar murah yang dilaksanakan melalui APBD, maupun bekerjasama dengan stakeholder terkait, dan itu sudah dilaksanakan di beberapa daerah di Riau, termasuk di Kota Pekanbaru.
Disisi lain, ucapnya lagi, melakukan pemantauan harga barang pokok dipasaran juga penting. Sebab itu dapat dijadikan dasar dalam menyusun kebijakan guna menjaga kestabilan harga.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), perubahan rata-rata harga gabah tingkat petani bulan Agustus 2023 secara m to m, yakni Gabah Kering Panen (GKP) naik 3,62 persen, dan Gabah Kering Giling (GKG) naik 5,82 persen.
Selain itu, pada periode sama, tercatat bahwa perubahan rata-rata harga beras di penggilingan naik sebesar 2,59 persen, di grosir naik 1,02 persen dan tingkat eceran naik 1,43 persen.
Kondisi dipengaruhi oleh kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia akibat perubahan cuaca yang sangat ekstrem. Diperkirakan, dalam beberapa bulan kedepan hingga awal tahun 2024, produksi beras akan memasuki level terendah.*
Harga Beras Melonjak, Disperindag Riau Tekankan Hal Ini
pekanbaru | Kamis, 14 September 2023 | 19:42:36 WIB
Editor : wislysusanto | Penulis : rivo
PEKANBARU - Mengingat harga beras masih tinggi, Pemprov Riau telah melakukan sejumlah upaya, terutama dalam hal menjaga ketersediaan dan stabilitas harga di pasaran. Salah satunya dengan menggelar pasar murah.
"Saat ini, masalah kenaikan harga beras sendiri telah menjadi isu nasional. Penyebab terjadinya kenaikan harga beras sejalan dengan terjadinya penurunan panen dan produksi di sentra-sentra produksi padi,” kata Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Riau, Tetty, Kamis (14/9/2023).
Dikatakannya, Pemprov Riau telah menyusun beberapa program guna menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di pasaran. "Pemerintah telah menyusun beberapa program, terutama yang berkaitan dengan upaya pengendalian inflasi pangan, termasuk beras. Seperti menggelar pasar murah, bantuan pangan dan lainnya," ungkapnya.
Tetty menambahkan pihaknya juga telah menetapkan beberapa kebijakan terkait persoalan ini. Seperti operasi pasar murah yang dilaksanakan melalui APBD, maupun bekerjasama dengan stakeholder terkait, dan itu sudah dilaksanakan di beberapa daerah di Riau, termasuk di Kota Pekanbaru.
Disisi lain, ucapnya lagi, melakukan pemantauan harga barang pokok dipasaran juga penting. Sebab itu dapat dijadikan dasar dalam menyusun kebijakan guna menjaga kestabilan harga.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), perubahan rata-rata harga gabah tingkat petani bulan Agustus 2023 secara m to m, yakni Gabah Kering Panen (GKP) naik 3,62 persen, dan Gabah Kering Giling (GKG) naik 5,82 persen.
Selain itu, pada periode sama, tercatat bahwa perubahan rata-rata harga beras di penggilingan naik sebesar 2,59 persen, di grosir naik 1,02 persen dan tingkat eceran naik 1,43 persen.
Kondisi dipengaruhi oleh kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia akibat perubahan cuaca yang sangat ekstrem. Diperkirakan, dalam beberapa bulan kedepan hingga awal tahun 2024, produksi beras akan memasuki level terendah.*