Hadirkan Pembicara dari 9 Negara, Simposium ISICM ke-14 di Riau Diikuti 700 Peserta
Pembukaan Simposium ISICM ke-14 di Balroom Hotel Pangeran Pekanbaru, Jumat (15/9/2023).
PEKANBARU - Indonesia Society on Intensive Care Medicine (ISICM) atau Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (Perdici) menggelar workshop dan simposium dalam rangka pertemuan tahunan ke-14 dan Hari Sepsis ke-11 se-dunia di Kota Pekanbaru, Riau, di Hotel Pangeran, Jumat (15/9/2023). Kegiatan ini diikuti 700 orang peserta.
Ketua Panitia Acara dr. Novita Anggraeni, SpAn-TI., Subsp.TI(K), M.Kes mengatakan rangkaian acara sudah digelar sejak tanggal 13 September lalu. Puncak acara akan digelar pada Minggu, 17 September 2023 mendatang.
"Acara pertemuan tahunan Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia ke-14 dan Hari Sepsis sedunia ke-1 di Pekanbaru, Riau, sudah dimulai sejak 13 September. Hari ini workshop dan simposium yang diikuti 700 peserta," ujar Novita.
Acara simposium dibuka langsung oleh Gubernur Riau, Syamsuar, didampingi Presiden ISICM (Perdici), DR. dr. Erwin Pradian, SpAn-TI., Subsp.TI(K)., Subsp.AR(K)., M.Kes selaku Presiden ISICM (Perdici), di Ballroom Hotel Pangeran, Jumat pagi.
Novita menjelaskan, acara simposium juga diikuti perwakilan dari 9 negara yang memiliki perhimpunan sama dengan Indonesia. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Jepang, Australia, Filipina، Kamboja, Malaysia, New Zealand, Korea Selatan dan Taiwan.
"Sembilan orang pembicara yang berasal dari mancanegara. Di antaranya Amerika, Jepang, Australia, Filipina، Kamboja, dan Malaysia,," jelas Novita didampingi DR. dr. Bastian Lubis, M.Ked(An)., Sp.An-TI., Subsp.TI(K).
Pada acara puncak Hari Sepsis sedunia tanggal 17 September digelar di area car free day Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Kegiatan diisi dengan berbagai lomba, di antaranya lari, fun walk dan talkshow.
Kegiatan tersebut akan diikuti 800 peserta dari tenaga kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Pariwisata, TNI-Polri dan umum. "Kita mengenalkan Sepsis dan bahayanya kepada masyarakat. Hari Sepsi sedunia ini akan dibuka oleh Bapak Kapolda Riau," kata Novita.
Presiden ISICM (Perdici), DR. dr. Erwin Pradian, SpAn-TI., Subsp.TI(K)., Subsp.AR(K)., M.Kes mengungkapkan Perdici berdiri pada 28 Februari 1999. Dengan anggota se Indonesia 400 orang terdiri dari dokter intensitif yang bekerja di ICU.
Ia menjelaskan, tujuan pertemuan tahunan ini adalah yang pertama untuk meng-update keilmuan yang berkembang di dunia intensive care baik anggota sendiri maupun dokter yang bekerja di ICU.
"Kedua kami juga ingin meningkatkan skill kompetensi. Selain itu sebagai sosialisasi pada masyarakat bahwa kami adalah satu organisasi yang punya misi ingin meningkatkan pelayanan kesehatan terutama khususnya bidang intensive care," papar Erwin.
Gubernur Riau Syamsuar dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan memilih Riau sebagai tuan rumah kegiatan workshop dan simposiun nasional Perdici.
"Mudah-mudahan dengan adanya simposium ini menambah wawasan kita semua sekaligus mempersiapkan pelayanan kesehatan yang lebih baik di masa yang akan datang dan mudah-mudahan bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini," tutur Syamsuar.
Ia mengatakan dalam setahun terdapat sekitar 47 sampai 50 juta kasus Sepsis di seluruh dunia. Di mana, 11 juta dinyatakan meninggal dunia. "Dengan kata lain setiap 2.8 detik ada 1 orang meninggal dunia karena Sepsis," ungkapnya.
Sepsis adalah komplikasi infeksi yang mengancam jiwa. Terjadi ketika bahan kimia yang dilepaskan di dalam aliran darah untuk melawan infeksi memicu peradangan di seluruh tubuh hingga dapat merusak beberapa sistem organ, menyebabkan kegagalan organ, terkadang bahkan mengakibatkan kematian.
Sepsis dapat menyerang berbagai kalangan umur, baik tua, muda, remaja. Fakta tersebut menimbulkan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat.
"Melalui peringatan Hari Sepsis seluruh dunia yang kita laksanakan pada hari ini, adalah salah satu upaya untuk mencegah pertumbuhan kasus sepsis di Indonesia bahkan di dunia," tegas Syamsuar.
Syamsuar berharap acara simposium ini jadi tempat bertukar pikiran serta informasi terkait pemecahan kasus sepsis yang ada di Indonesia dan Provinsi Riau sehingga dapat menemukan jawabannya seperti apa.
Syamsuar mengatakan pemberian vaksin, menjaga kebersihan, penyediaan air bersih, serta penyediaan sarana prasarana yang baik adalah hal yang dapat diupayakan untuk mencegah pertumbuhan kasus sepsis.
"Pemerintah Provinsi Riau siap menempuh segala upaya yang dilakukan untuk mencegah pertumbuhan kasus sepsis di Indonesia. Bersama kita bisa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta mencegah jumlah kematian akibat sepsis," pungkas Syamsuar. *