PEKANBARU - Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili/2024 memiliki nuansa yang istimewa, karena Naga hadir dalam wujud kayu. Dalam budaya Tionghoa, naga melambangkan kehormatan, kekuasaan, ketangguhan serta keberuntungan. Sedangkan kayu melambangkan kreativitas, pertumbuhan dan keindahan.
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Stephen Sanjaya mengatakan, tahun Naga dimulai pada tanggal 10 Februari 2024 menggantikan kelinci. Naga Kayu muncul sekali setiap 60 tahun. Menjadikannya makhluk langka dan menakjubkan. Terakhir terjadi 60 tahun lalu, yaitu pada tahun 1964.
"Tahun Naga Kayu membawa optimisme dan harapan bagi kita semua. Mudah-mudahan perekonomian maupun politik Indonesia bisa lebih stabil," katanya.
Dikatakannya, industri Usaha Kecil Menengah (UKM) harus bisa bangkit dengan menonjolkan kreativitas dalam produk yang mereka memiliki, begitu juga dengan industri lainnya. Mendorong setiap orang untuk menghadapi tantangan dengan kreativitas.
Sementara itu, Sekretaris Umum (Sekum) PSMTI Pusat, Peng Suyoto mengatakan, kayu merupakan lambang pertumbuhan, pembaharuan dan berkelanjutan. Diharapkan berimbas pada sektor ekonomi dan sektor lainnya.
"Tentunya kita berharap Indonesia menjadi semakin aman dan makmur. Apalagi masuknya tahun naga kayu bertepatan dengan pesta demokrasi," jelasnya.
Dalam kalender lunar didasarkan pada siklus 12 tahun. Diwakili hewan-hewan berbeda setiap tahunnya. Ada 12 hewan yang menjadi simbol shio dan ditentukan berdasarkan tahun lahir. Adapun keduabelas hewan tersebut adalah tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi.
Sedangkan lima elemen terdiri dari emas (logam), kayu, air, api dan tanah. Siklus 60 tahun dibuat dengan menggabungkan dua belas shio hewan dengan lima elemen.
Misalnya naga kayu simbol tahun 2024, terakhir kali muncul pada tahun 1964. Ini juga berlaku untuk shio dan elemen lainnya yang digabungkan.
Ketua Pelaksana Imlek Bersama Tahun 2024, Toni Sasanasurya menambahkan, perayaan Tahun Baru Imlek 2575/2024 di Pekanbaru ditiadakan, karena bertepatan dengan minggu tenang Pemilihan Umum (Pemilu). Hal ini berdasarkan imbauan PSMTI Pusat untuk merayakan Imlek setelah Pemilu.
Kegiatan menyambut Tahun Baru Imlek lebih di fokuskan ke baksos kesehatan, pembagian sembako untuk korban banjir dan pembagian paket Imlek untuk warga Tionghoa kurang mampu. Pembagian sembako dilaksanakan berbagai organisasi Tionghoa dan vihara.
"Berbeda dengan tahun sebelumnya, Imlek berdekatan dengan pesta demokrasi, Pemilu pada tanggal 14 Februari. Sesuai dengan kondisi dan semuanya berjalan lancar, perayaan baru dilaksanakan pada tanggal 24 Februari di Hotel Furaya, yaitu cap go meh," katanya.
Di Minggu tenang, lanjutnya, warga Tionghoa diminta rayakan Imlek di rumah sesuai dengan tradisi masing-masing bersama keluarga maupun sembahyang di vihara.*