otomotif | Selasa, 12 November 2019 | 20:33:16 WIB
Editor : wisly | Penulis : detik.com
ilustrasi pameran mobil
JAKARTA - Penjualan mobil di pasar domestik tahun ini memang kurang menggembirakan. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-September 2019 penjualan mobil di Indonesia tercatat 758.413 unit. Padahal di periode yang sama di tahun lalu, angka penjualan mobil domestik bisa mencapai 851.527 unit.
Menurut pengamat otomotif Bebin Djuana, penurunan tersebut dipengaruhi oleh adanya pemilihan umum 2019. "Karena ada pemilu, kampanye, sampai dengan pemilihan presiden, kita tahu sendiri lah hiruk pikuknya politik. Pada kondisi seperti itu, kalau ditarik sejarahnya, penjualan otomotif selalu turun," kata Bebin di Jakarta, belum lama ini.
Meski penjualan mobil turun, bukan berarti konsumen di Indonesia sudah tidak butuh mobil lagi. "Tahun ini tahun penundaan, saya nggak percaya tahun 2019 ini orang-orang nggak butuh kendaraan. Untuk mobil penumpang mungkin banyak yang nunda. Tapi di segmen komersial kan banyak juga yang akhirnya terjual seperti mobil boks dan truk," ungkapnya.
Dikatakan Bebin, banyak calon konsumen mobil penumpang yang menunda pembelian, sampai akhirnya pesta demokrasi di Indonesia usai dan presiden baru RI periode selanjutnya diumumkan.
"Udah nggak ada rame-rame demo lagi, orang baru berani pergi ke showroom. Karena siapa yang mau baru keluar dari showroom, mobilnya baru, langsung ketemu aksi demo di jalan, nggak ada yang mau kan? Artinya apa, ya tunda aja dulu. Kan kebutuhannya juga nggak kepepet," lanjutnya.
Ia pun memprediksi penjualan mobil domestik di Indonesia akan segera membaik seiring stabilnya situasi politik nasional. Jika tidak di akhir tahun ini, maka momennya adalah tahun depan.*
otomotif | Selasa, 12 November 2019 | 20:33:16 WIB
Editor : wisly | Penulis : detik.com
JAKARTA - Penjualan mobil di pasar domestik tahun ini memang kurang menggembirakan. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-September 2019 penjualan mobil di Indonesia tercatat 758.413 unit. Padahal di periode yang sama di tahun lalu, angka penjualan mobil domestik bisa mencapai 851.527 unit.
Menurut pengamat otomotif Bebin Djuana, penurunan tersebut dipengaruhi oleh adanya pemilihan umum 2019. "Karena ada pemilu, kampanye, sampai dengan pemilihan presiden, kita tahu sendiri lah hiruk pikuknya politik. Pada kondisi seperti itu, kalau ditarik sejarahnya, penjualan otomotif selalu turun," kata Bebin di Jakarta, belum lama ini.
Meski penjualan mobil turun, bukan berarti konsumen di Indonesia sudah tidak butuh mobil lagi. "Tahun ini tahun penundaan, saya nggak percaya tahun 2019 ini orang-orang nggak butuh kendaraan. Untuk mobil penumpang mungkin banyak yang nunda. Tapi di segmen komersial kan banyak juga yang akhirnya terjual seperti mobil boks dan truk," ungkapnya.
Dikatakan Bebin, banyak calon konsumen mobil penumpang yang menunda pembelian, sampai akhirnya pesta demokrasi di Indonesia usai dan presiden baru RI periode selanjutnya diumumkan.
"Udah nggak ada rame-rame demo lagi, orang baru berani pergi ke showroom. Karena siapa yang mau baru keluar dari showroom, mobilnya baru, langsung ketemu aksi demo di jalan, nggak ada yang mau kan? Artinya apa, ya tunda aja dulu. Kan kebutuhannya juga nggak kepepet," lanjutnya.
Ia pun memprediksi penjualan mobil domestik di Indonesia akan segera membaik seiring stabilnya situasi politik nasional. Jika tidak di akhir tahun ini, maka momennya adalah tahun depan.*