Edi Zakri Kades Pambang Baru, H. Bagus Santoso dan rombongan melihat kondisi parahnya abrasi di Pantai Pambang Baru.
BENGKALIS – Warga desa yang tinggal di sepanjang pinggiran pantai pulau Bengkalis semakin hari semakin dikhuatirkan dengan lajunya tingkat abrasi. Berbagai usaha warga setempat sudah dilakukan, namun bukannya reda. Sebaliknya, makin mengganas meluluhlantakkan apa saja yang ada sepanjang pinggiran pantai.
Kekhuatiran warga tersebut terungkap saat silaturrahmi mantan anggota DPRD Provinsi Riau , Bagus Santoso kepada para sahabat dan tokoh masyarakat yang ada di pulau Bengkalis. Kegiatan berkunjung ini memang selalu disempatkan, walau tidak rutin, oleh balon wabup yang akan berpasangan dengan Kasmarni ini.
Seperti Jumat sore kemarin (10/7/2020), Bagus Santoso menyempatkan diri bersilaturrahmi ke Desa Pambang Baru Kecamatan Bantan. Di sana, pria yang akrab disapa Bagus ini langsung disambut oleh Kepala Desa Pambang Baru, Edi Zakri. Momen bersilaturrahmi ini dijadikan ajang bertukar pikiran tentang berbagai hal, terutama persoalan-persoalan yang ada di desa.
Sampai akhirnya, Edi Zakri menceritakan persoalan abrasi yang sangat dikhuatirkan oleh masyarakat. Abrasi tidak hanya menerjang dan menenggelamkan tebing pantai. Tapi sudah meruntuhkan kebun ladang, sarana prasarana umum jalan, gedung hingga pemukiman rumah dan kuburan. “Lihatlah kondisi yang terjadi, desa kami sudah hampir satu kilo meter dimakan lautan,“ ujar Edi Zakri.
Kecemasan warga sangatlah beralasan, karena berbagai upaya yang dilakukan untuk mencegah abrasi sepertinya tidak berarti apa-apa. Untuk membuktikan ceritanya, Edi Zakri mengajak politikus partai PAN itu menyusuri pinggiran pantai di desa tersebut. Sambil menyusuri tebing pantai Edi Zakri mengatakan pemerintah desa bersama warga tidak diam berpangku tangan. Dengan kemampuan yang ada membuat bronjong pemecah ombak dengan anggaran desa dan gotong royong warga.
“Baru setahun kami berinisiatif menanggul dengan bronjong cincin beton, tapi lihatlah usaha ini seakan sia sia, jebol tak sanggup menahan gelombang,” katanya.
Terkait dengan ancaman abrasi, Bagus Santoso yang dikenal sangat menaruh perhatian abrasi sejak menjabat di DPRD mengakui prihatin dan terus berupaya menyuarakan dan mengusulkan keberbagai pihak terkait. “Komitmen saya tetap, sampai kapanpun sesuai kapasitas saya selalu berteriak agar bersama mengatasi ancaman abrasi. Kita harus akui, abrasi ini tak akan mampu diatasi hanya dengan anggaran Daerah,” ujarnya.
Dikatakan, belum lama ini ia membincangkan abrasi di Jakarta. Hadir bersama putera putera Riau yang menjabat dan memiliki jaringan di pemerintah pusat. Diantaranya SF Hariyanto (Kementerian PUPR), Abdul Wahid, Achmad (DPR RI), Firman ( Lembaga Siber dan Sandi Negara BSSN), mahasiswa serta tokoh tokoh Riau lainnya yang tinggal di Jakarta.
“Terus terang saya membawa proposal yang diajukan pemerintah Bengkalis kepada Pemerintah Pusat di Jakarta yang diajukan tahun 2019, kita optimis akan di perjuangkan dan insyaallah berhasil,” kata Bagus seraya menambahkan, dalam proposal itu ada 8 kegiatan pembangunan pengaman pantai untuk desa yang sudah kritis abrasi di Bengkalis, Bantan, Rupat dan Bukit Batu. (zul)