JAKARTA - Studi dan penelitian modern telah berhasil membuktikan bahwa meskipun laut-laut yang ada di bumi tampak sama dan sejenis, tetapi sebenarnya ada perbedaan-perbedaan yang cukup besar di antara laut-laut itu.
Di daerah pertemuan laut-laut yang berbeda juga terdapat pembatas di antara keduanya. Pembatas ini memisahkan dua laut tersebut, di mana setiap laut memiliki suhu, kadar garam, dan kepadatan massa yang khas dan berbeda dari laut yang lain.
Misalnya, di antara air Laut Mediterania yang hangat dan asin dan air Samudra Atlantik yang dingin dan berkepadatan massa rendah terdapat pembatas di antara keduanya.
Pembatas seperti itu juga bisa ditemukan di antara Laut Merah dan Teluk Aden. Inilah yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern pada abad ini.
Dan penemuan itu sendiri merupakan penjelasan yang sangat gamblang terhadap firman Allah dalam surat Ar-Rahman, "Dia membiarkan dua laut mengalir bolak-balik yang (kemudian) keduanya bertemu."
Ayat ini membicarakan dua laut berbeda yang sama-sama asin. Dalilnya adalah apa yang diutarakan para mufasir bahwa apabila kata bahr (laut) tidak diikuti dengan sifat, maksudnya adalah laut yang asin.
Sementara jika dua laut dikatakan mutasyabih (serupa), berarti itu adalah laut yang sama. Pembedaan seperti ini menunjukkan secara jelas dan ilmiah akan adanya perbedaan di antara dua laut yang sama-sama asin.
Dalil yang lain (bahwa Surat Ar-Rahman 19 berbicara tentang dua laut berbeda yang sama-sama asin) adalah ungkapan Alquran bahwa dari dua laut itu keluar mutiara dan marjan. Para ilmuwan telah menemukan bahwa mutiara dan marjan hanya ditemukan di perairan yang asin, bukan di perairan yang tawar maupun payau.
Telah jelas kini bahwa ada dua laut yang sama-sama asin dan di antara keduanya dipisahkan oleh pembatas yang terbentuk dari jenis air yang berbeda. Air pembatas ini mempunyai ciri-ciri khusus dan berbeda dengan air di dua laut yang dipisahkannya itu.
Fenomena mengagumkan ini ditemukan pada 1962 oleh ekspedisi yang dilakukan para peneliti Jerman di Bab el-Mandab. Pembatas ini sekarang sudah bisa dilihat dan dicitrakan oleh pesawat luar angkasa.
Para ahli mengatakan, pembatas ini bukan bersifat statis di satu titik sepanjang tahun, melainkan bergerak maju mundur sesuai dengan gelombang, angin, dan pasang surut air laut.
Kedalaman pembatas di laut diperkirakan mencapai 1.000 meter. Hal ini benar-benar selaras dengan kata marjan yang disebutkan dalam ayat mulia di atas.*